Rhin Inspired by Rhin

Blog

Bupati Banjarnegara 2011-2016

0 comments

Tribute to my regency, Banjarnegara.
Read more

Pemimpin Indonesia??

0 comments

Tribute to Indonesia by ~strght on deviantART


                       Menjadi pemimpin adalah sebuah tanggungjawab besar yang pasti bukanlah urusan mudah. Bukan orang sembarangan yang bisa menjadi pemimpin terlebih untuk negara dengan jumlah penduduk mencapai ratusan juta. Yang artinya, berpotensi menimbulkan masalah -minimal- ya sejumlah itu juga.
                      Tetapi ternyata sebagai jelata, memilih pemimpin juga bukan urusan mudah -dan murah. Kita harus punya -minimal- TV supaya bisa mengenali wajah pemimpin pilihan kita pada hari-h pencontrengan. Kita juga mesti berfikir lumayan keras untuk bisa memilah pemimpin mana yang paling sesuai dengan kriteria dan kualifikasi -yang paling mendekati- ideal. Sangat tidak mudah menentukan pemimpin yang palingoke ditengah serbuan banjir iklan politik mulai yang persuasif, narsis, hingga provokatif. Apalagi dengan keterbatasan informasi dan ke-engganan (baca: kemalasan) berfikir yang kerap melanda saya -dan calon-calon pemilih lainnya. [article source : scribd.com]


Read more

Asing di Negeri Sendiri

0 comments
Read more

Hmm.. Ingat yang Dulu-dulu

0 comments

We Are One by ~strght on deviantART

Masih ingatkah kawan saat-saat sekolah dulu? Hehe... aku mau ketawa kalo inget masa-masa sekolah.
Semua pernah kita lewati saat sekolah dulu, tawa, canda, gurauan, sedih, marah, kecewa, pusing belum ngerjain PR (boro-boro dipikirin). Sekarang kita punya jalan nasib yang berbeda-beda, tapi tetap kita punya satu rasa yang takkan pernah hilang. Rasa kebersamaan kita karena WE ARE ONE FAMILY.
Read more

Dia???

0 comments
Siapa dia? Belum tuntas pertanyaan tentang siapa aku, aku sudah dicecar tentang siapa dia. Dia siapa, dia ya manusia tentunya dan perempuan lebih spesifiknya, wanita lah. Ujung-ujungnya wanita. Aneh, dia wanita kedua yang begitu mengusik tidurku setelah si pertama yang telah lalu. Hard to come, easy to go.
Unik. Dia itu unik, bahkan mungkin sangat unik (atau mungkin hanya karena perasaanku saja). Dia itu wanita yang tegar, mandiri tapi di sisi lain pada waktu yang bersamaan, dia orang manja (layaknya wanita). Orang yang sangat terbuka tentang semua hal, tapi begitu penuh banyak misteri. Semakin membuatku bergairah untuk menguaknya, menelanjanginya dan bahkan menjamahnya (hahaha.... jangan ngeres ya). Tatapan itu seolah memberi sedikit ruang kosong yang ada dihatinya, menggoda... heerrr. 
Read more

SIAPA AKU ?!

0 comments
Aku adalah Aku yang terlahir ke dunia ini tanpa ada yang mengetahui apa maksud dan tujuanku diciptakan.
Aku adalah Aku yang konon jauh sebelum aku diciptakan telah terjadi perjanjian antara aku dengan Tuhan yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya.

Aku adalah Aku mahluk ciptaanNya, dimana dalam penciptaanku tidak ada yang mengetahui maksud dan tujuannya, karena ini merupakan suatu RahasiaNya.
Aku adalah Aku yang menurut pandangan setan dan malaikat dalam penciptaan mahluk sepertiku hanya akan menimbulkan pertumpahan darah dan kekacauan.

Aku adalah Aku dimana kewajibanku membuktikan prasangka mereka salah, bahwa dengan diciptakannya aku akan tercipta kedamaian.
Aku adalah Aku yang menurutnya aku diciptakan hanya untuk beribadah. 
 
Aku adalah Aku dimana setan dan jinpun diciptakan untuk beribadah kepadaNya, yang di dalamya menjalankan suatu ketaatan kepadaNya, dimana ketaatan itu menjadi suatu pandangan bagi kami mereka
menjalankannya masing-masing.

Manusia menjalankan ketaatannya dengan mengikuti sebagaimana yang Rasul anjurkan.
Setan dan Jin menjalankan ketaatannya dengan menjalankan maksiat.

Aku adalah Aku yang akhirnya aku berpikir pada apa yang telah terjadi pada suatu kejadian dimana bagi kaum muslim percaya kepada apa yang telah Muhammad terima sebelumnya.

Aku adalah Aku yang tidak mengetahui apa atau siapa yang Muhammadsembah sebelum dia diperkenalkan Jibril tentang Allah.
Aku adalah Aku yang tidak mengetahui agama apa yang Muhammad anut sebelum ia mendirikan dan menyebarkan Islam. 
 
Aku adalah Aku yang tidak mengetahui apa yang menjadi kitab atau pegangan Muhammad sebelum ia diangkat menjadi penerima, pengemban dan penyebar Al Qur’an.

Aku adalah Aku diamana keyakinanku mengatakan apa yang menjadikan Muhammad mendapatkan suatu perubahan dengan menerima ayat pertama surat Al ‘Alaq, yang bagiku merupakan suatu ikatan terbesar seluruh umat manusia dengan Tuhannya, semenjak jaman Adam sampai denganm Muhammad yaitu diperintahkan untuk menyeru nama Tuhannya.

Aku adalah Aku dimana aku menyebut namaNya yang membawaku pada suatu perubahan dan pertanyaan besar terjadi.

“Siapa Aku dan siapa Tuhanku?”
Aku adalah Aku dimana pengalaman membawaku pada pengetahuan siapa aku dan siapa Allah.
Dengan suatu hadits “ Siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya.

Dan pada akhirnya, 
 
Aku bukanlah Aku karena hakekat dari segalanya adalah Allah, tetapi Allah bukanlah Aku, jelaslah perbedaannya antara Sang Pencipta dan yang diciptakan.
 
source : scribd.com
Read more

AKU?

0 comments
Catatan: artikel ini saya ambil secara tidak beradab dari blognya Mas Watung

Barangsiapa mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya. Konon itu kata-kata Baginda Rasulullah SAW. Tapi seberapa susahnya sebenarnya mengenal diri itu? Sebegitu pentingnya kah hal itu sehingga bisa mengantarkan seseorang pada suatu pengenalan yang sungguh agung, sesuatu yang dicita-citakan oleh siapa saja yang percaya, pengenalan akan Tuhan? Bukankah yang disebut “saya” ini ya saya, ya yang ini? Tidakkah kita semua tahu dan kenal diri kita sendiri?
Not so fast, fella. Mari kita resapi kisah berikut ini.

* * *
Dalam keadaan sakratul maut, seseorang tiba-tiba merasa berada di depan sebuah gerbang. “Tok, tok, tok,” pintu diketuk. “Siapa di situ?” ada suara dari dalam. Lalu kuseru saja, “Saya, Tuan.”
“Siapa kamu?”
Watung, Tuan.
“Apakah itu namamu?”
Benar, Tuan.
“Aku tidak bertanya namamu. Aku bertanya siapa kamu.”
Ehm, saya anak lurah, Tuan (dengan wajah yang mulai plonga-plongo)
“Aku tidak bertanya kamu anak siapa. Aku bertanya siapa kamu.”
Saya seorang engineer, Tuan.
“Aku tidak menanyakan pekerjaanmu. Aku bertanya: siapa kamu?”
Sambil masih plonga-plongo karena nggak tahu mau menjawab apa, akhirnya ditemukanlah jawaban yang rada agamis sedikit:
Saya seorang Muslim, pengikut Rasulullah SAW.
“Aku tidak menanyakan agamamu. Aku bertanya siapa kamu.”
Saya ini manusia, Tuan. Saya setiap Jumat pergi jumatan ke masjid dan saya pernah kasih sedekah. Setiap lebaran, saya juga puasa dan bayar zakat.
“Aku tidak menanyakan jenismu, atau perbuatanmu. Aku bertanya siapa kamu.”
Akhirnya orang ini pergi melengos keluar, dengan wajah yang masih plonga-plongo. Dia gagal di pintu pertama, terjegal justru oleh sebuah pertanyaan yang sungguh sederhana: siapa dirinya yang sebenarnya.
* * *
Nggak mudah, tho? Coba pikir, kita nggak paham siapa kita, maka kita punya tradisi besar mengasosiasikan sesuatu terhadap diri kita: nama, profesi, titel, jenis kelamin, warna kulit dan rambut, foto wajah (seperti yang di KTP, our identification!). Kita melabeli diri kita dengan sesuatu itu, kita pun nyaman dengan label itu, lalu merasa bahwa label itulah diri kita. Think again: apakah aku = tubuhku?
Ah, Watung, itu cuma permainan kata!
Mungkin saja. Tapi perhatikanlah kalimat orang-orang agung itu: “barangsiapa mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya.”
Knowing others is wisdom
Knowing the self is enlightenment.
Mastering others requires force
Mastering the self requires strength.- Tao Te Ching
Does it make you wonder, my dear?
P.S.: Kisah di atas saya adaptasi secara tidak beradab serta sangat kurang ajar dari sebuah buku, Doa Sang Katak, karya Anthony De Mello. Gambar di atas: lukisan karya David Orrell, Self in Mirror.
Read more